RETARDASI
MENTAL
A.
Definisi
Retardasi mental
adalah fungsi intelektual dibawah rata-rata yang muncul bersamaaan dengan
kurangnya perilaku adaptif, awitannya sebelum usia 18 tahun.
B.
Etiologi
Penyebab retardasi
mental dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penyebab pranatal, perinatal dan
pascanatal.
1. Penyebab pranatal
a.
Penyakit
kromosom (sindrom Down, sindrom Fragile-X).
b.
Gangguan
sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibrometasis tipe 1).
c.
Gangguan
metabolism sejak lahir (fenilketonuria).
2.
Penyebab
perinatal
Dapat
digolongkan menjadi yang berhubungan dengan masalah intrauterin seperti
abrupsio plasenta, diabetes maternal dan kelahiran premature serta kondisi
neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial.
3.
Penyebab
pascanatal
Mencakup
kondisi-kondisi yang terjadi karena cidera kepala, infeksi dan gangguan
degenerative dan demielinisdasi.
C.
Manifestasi Klinis
1.
Gangguan
kognitif
2.
Lambatnya
keterampilan ekspresi dan resepsi bahasa
3.
Gagal
melewati tahap perkembangan yang utama
4.
Lingkar
kepala di atas atau di bawah normal
5.
Kemungkinan
lambatnya pertumbuhan
6.
Kemungkinan
tonus otot abnormal
7.
Kemungkinan
cirri-ciri dismorfik
8.
Terlambatnya
perkembangan motoris halus dan kasar
D.
Patofisiologi
Istilah retardasi
mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada
masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan
dibawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan
lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan berbahasa,
keterampilan merawat diri, kerumahtanggaan, keterampilan social, penggunaan
sarana-sarana komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik
fungsional, bersantai dan bekerja. Definisi yang lebih baru tentang retardasi
mental ini menggunakan pendekatan fungsional, bukan terminology yang dulu
menjelask tingkat retardasi mental dengan ringan, sedang, berat dan sangat
berat.
Penyebab retardasi mental dapat
digolongkan menjadi penyebab pranatal, perinatal dan pascanatal. Penyebab
pranatal termasuk kromosom (sindrom Down, sindrom Fragile-X), gangguan
sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibrometasis tipe 1), dan gangguan
metabolisme sejak lahir (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat digolongkan
menjadi yang berhubungan dengan masalah intrauterine seperti abrupsio plasenta,
diabetes maternal, dan kelahiran premature serta kondisi neonatal termasuk
meningitis dan perdarahan intracranial. Penyebab pascanatal mencakup
kondisi-kondisi yang terjadi karena cedera kepala, infeksi dan gangguan
degenerative dan demielinisdasi. Sindrom Fragile-X, sindrom Down dan
sindrom alcohol fetal merupakan sepertiga individu-individu yang menderita
retardasi mental. Munculnya masalah-masalah, seperti paralisis serebral,
deficit sensoris, gangguan psikiatrik dan kejang berhubungan dengan retaedasi
mental yang lebih berat. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada
masa kanak-kanak.
E. Pathways
etiologi
Faktor
organik Faktor non
organik Penyebab lain
Prenatal Pascanatal Perinatal penelantaran anak kelainan mental
Sindroma down Cedera kepala diabetes maternal perubahan
peran
keluarga
Inflamasi gangguan tumbang
F.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Uji
intelegensi standar (Stanford-Binet, Weschler, Bayley Scales of Infant
Development)
2.
Uji
perkembangan seperti Denver II
3.
Pengukuran
fungsi adaptif (Vineland Adaptive Behavior Scales, Woodcock-Johnson Scales
of Independent Behavior, School Edition of the Adaptive Behavior Scales)
G.
Komplikasi
1.
Serebral
palsi
2.
Gangguan
kejang
3.
Gangguan
kejiwaan
4.
Gangguan
konsentrasi/hiperaktif
5.
Deficit
komunikasi
6.
Konstipasi
(karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatn antikonvulsi, kurang
mengonsumsi makanan berserat dan cairan).
H.
Fokus Pengkajian
1.
Lakukan
pengkajian fisik
2.
Lakukan
pengkajian pengkajian
3.
Dapatkan
riwayat keluarga, terutama mengenai retardasi mental dan gangguan herediter
dimana retardasi mental adalah salah satu iwayat kesehatan jenisnya yang utama.
4.
Dapatkan
riwayat kesehatan untuk mendapatkan bukti-bukti adanya trauma
prenatal,perinatal atau pascanatal atau cedera fisik.
5.
Bantu
dengan tes diagnostic mis., analisis kromosom, disfungsi metabolic, radiografi,
tomografi, elektroensefalografi.
6.
Lakukan
atau bantu dengan tes intelegensia –Standford Binet, Wechsler Intelegence Scale
for Children.
7.
Lakukan
atau bantu dengan tes perilaku adaptif Vineland Social Maturity Scale, American
Association of Mental Retardation Adaptife Behavior Scale.
8.
Observasi
adanya manifestasi dini dari retardasi mental: tidak responsive terhadap
kontak, kontak mata buruk selama menyusu, penurunan aktivitas spontan,
penurunan kesadaran terhadap suara atau gerakan peka rangsang, menyusu lambat.
I.
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1.
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kerusakan fungsi kognitif
Criteria hasil :
a.
Anak
dan keluarga aktif terlibat dalam program stimulasi bayi
b.
Keluarga
menerapkan konsep-konsep dn melanjutkan aktivitas-aktivitas perawatan anak
dirumah.
c.
Keluarga
mencari tahu tentang program pendidikan.
2.
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi
mental
Criteria hasil :
a.
Keluarga
mengidentifikasi sasaran realistis untuk perawatan anak di masa yang akan
dating.
b.
Keluarga
mendapatkan manfaat dari pelayanan pendukung.
RENCANA
KEPERAWATAN DAN RASIONAL
DX 1
Intervensi :
a.
Libatkan
anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi.
Rasional : untuk
membantu memaksimalkan perkembangan anak.
b.
Kaji
kemajuan perkembangan anak dengan interval regular; buat catatan yang
terperinci untuk membedakan perubahan fungsi yang samar.
Rasional : sehingga
rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.
c.
Bantu
keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus.
Rasional : karena
kesiapan anak mungkin saja tidak mudah untuk dikenali.
d.
Bantu
keluarga menyusun tujuan yang realistis untuk anak.
Rasional : untuk
mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri.
e.
Berikan
penguatan positif atas tugas-tugas khusus atau perilaku anak.
Rasional : dapat
memperbaiki motivasi dan pembelajaran.
DX 2
a.
Berikan
informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran.
Rasional : karena
keluarga dapat mencurigai adanya masalah dan mungkin memerlukan dukungan yang
segera.
b.
Ajak
kedua orang tua untuk menghadiri konferensi pemberian informasi.
Rasional : agar
orang tua yang satu tidak harus mengulangi informasi yang kompleks tersebut ke
orang tua yang lain dan untuk menghadapi reaksi emosi actual dari lain.
c.
Bila
mungkin berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak (mis.,
sindrom khusus atau penyakit )
Rasional :
untuk dijadikan bahan rujukan keluarga dikemudian hari.
d.
Diskusikan
dengan anggota keluarga tentang manfaat perawatan di rumah.
Rasional :
untuk menyelidiki semua alternative residensial sebelum membuat keputusan.
e.
Dorong
keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama.
Rasional : dapat
menerima dukungan tambahan.
Fokus evaluasi
Ø Keluarga ikut serta dalam perkembangan bayi
Ø Keluarga dapat menentukan kebutuhan bayi
Ø Keluarga dapat mengetahui tentang penyakit retardasimental
J.
Discharge Planning
1.
Rujuk
anak dan keluarga ke lembaga dan ahli yang dapat member bantuan khusus sehubungan
dengan perawatan anak serta perawatan hygiene gigi.
2.
Rujuk
keluarga ke lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk konseling geneti, bantuan
keuangan, peralatan adaptif dan layanan-layanan pendukung.
3.
Bekerja
sama dengan keluarga dalam membentuk dan mengimplementasi-kan rencana perbaikan
perilaku.
4.
Fasilitasi
pembelajaran ketrampilan yang benar dalam hal social, kemasyarakatan,
komunikasi, keamanan masyarakat, dan menghindari orang asing; serta
perkembangan minat berhubungan dengan kelompok sebaya dan bersantai dan
berekreasi.
Daftar Pustaka
Betz,
Cecilyl. 2002. ”Buku Saku Kperawatan Pediatri”. Jakarta: EGC.
Wong,
Donna L. 2003. “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta: EGC.
Ana K, Budi. (1999). Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Buku
Kedokteeran EGC.
Betz, Cecely L. (2002). Buku Saku
Keperawatan Pediatri. Jakarta:
EGC.
Doengoues, Marylin E. (2002).
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Hamid, Achir Yani S. (1999).
Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Anak
dan Remaja. Jakarta: Widya Medica.
Harold I, dkk. (1997). Sinopsis
Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita
Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu
Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity
Press.
Pdiatri. Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Townsend, Mary C. (1998).
Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.
Jakarta: EGC.15
http://www.google.com
http://www.republika_online.co.id.htm