Sabtu, 03 September 2011


RETARDASI MENTAL
A.      Definisi
Retardasi mental adalah fungsi intelektual dibawah rata-rata yang muncul bersamaaan dengan kurangnya perilaku adaptif, awitannya sebelum usia 18 tahun.

B.       Etiologi
Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penyebab pranatal, perinatal dan pascanatal.
1.      Penyebab pranatal
a.         Penyakit kromosom (sindrom Down, sindrom Fragile-X).
b.        Gangguan sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibrometasis tipe 1).
c.         Gangguan metabolism sejak lahir (fenilketonuria).
2.      Penyebab perinatal
Dapat digolongkan menjadi yang berhubungan dengan masalah intrauterin seperti abrupsio plasenta, diabetes maternal dan kelahiran premature serta kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial.
3.      Penyebab pascanatal
Mencakup kondisi-kondisi yang terjadi karena cidera kepala, infeksi dan gangguan degenerative dan demielinisdasi.
C.      Manifestasi Klinis
1.         Gangguan kognitif
2.         Lambatnya keterampilan ekspresi dan resepsi bahasa
3.         Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
4.         Lingkar kepala di atas atau di bawah normal
5.         Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
6.         Kemungkinan tonus otot abnormal
7.         Kemungkinan cirri-ciri dismorfik
8.         Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
D.      Patofisiologi
Istilah retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan dibawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan berbahasa, keterampilan merawat diri, kerumahtanggaan, keterampilan social, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan bekerja. Definisi yang lebih baru tentang retardasi mental ini menggunakan pendekatan fungsional, bukan terminology yang dulu menjelask tingkat retardasi mental dengan ringan, sedang, berat dan sangat berat.
       Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab pranatal, perinatal dan pascanatal. Penyebab pranatal termasuk kromosom (sindrom Down, sindrom Fragile-X), gangguan sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibrometasis tipe 1), dan gangguan metabolisme sejak lahir (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat digolongkan menjadi yang berhubungan dengan masalah intrauterine seperti abrupsio plasenta, diabetes maternal, dan kelahiran premature serta kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial. Penyebab pascanatal mencakup kondisi-kondisi yang terjadi karena cedera kepala, infeksi dan gangguan degenerative dan demielinisdasi. Sindrom Fragile-X, sindrom Down dan sindrom alcohol fetal merupakan sepertiga individu-individu yang menderita retardasi mental. Munculnya masalah-masalah, seperti paralisis serebral, deficit sensoris, gangguan psikiatrik dan kejang berhubungan dengan retaedasi mental yang lebih berat. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.

E.       Pathways
etiologi

                 Faktor organik                                    Faktor non organik                   Penyebab lain
   Prenatal         Pascanatal         Perinatal              penelantaran anak                 kelainan mental
  Sindroma down     Cedera kepala  diabetes maternal                                             perubahan
                                                                                                                                  peran keluarga
                         Inflamasi                                                 gangguan tumbang

F.       Pemeriksaan Diagnostik
1.         Uji intelegensi standar (Stanford-Binet, Weschler, Bayley Scales of Infant Development)
2.         Uji perkembangan seperti Denver II
3.         Pengukuran fungsi adaptif (Vineland Adaptive Behavior Scales, Woodcock-Johnson Scales of Independent Behavior, School Edition of the Adaptive Behavior Scales)
G.      Komplikasi
1.         Serebral palsi
2.         Gangguan kejang
3.         Gangguan kejiwaan
4.         Gangguan konsentrasi/hiperaktif
5.         Deficit komunikasi
6.         Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatn antikonvulsi, kurang mengonsumsi makanan berserat dan cairan).
H.      Fokus Pengkajian
1.         Lakukan pengkajian fisik
2.         Lakukan pengkajian pengkajian
3.         Dapatkan riwayat keluarga, terutama mengenai retardasi mental dan gangguan herediter dimana retardasi mental adalah salah satu iwayat kesehatan jenisnya yang utama.
4.         Dapatkan riwayat kesehatan untuk mendapatkan bukti-bukti adanya trauma prenatal,perinatal atau pascanatal atau cedera fisik.
5.         Bantu dengan tes diagnostic mis., analisis kromosom, disfungsi metabolic, radiografi, tomografi, elektroensefalografi.
6.         Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia –Standford Binet, Wechsler Intelegence Scale for Children.
7.         Lakukan atau bantu dengan tes perilaku adaptif Vineland Social Maturity Scale, American Association of Mental Retardation Adaptife Behavior Scale.
8.         Observasi adanya manifestasi dini dari retardasi mental: tidak responsive terhadap kontak, kontak mata buruk selama menyusu, penurunan aktivitas spontan, penurunan kesadaran terhadap suara atau gerakan peka rangsang, menyusu lambat.

I.         Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif
Criteria hasil :
a.         Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program stimulasi bayi
b.        Keluarga menerapkan konsep-konsep dn melanjutkan aktivitas-aktivitas perawatan anak dirumah.
c.         Keluarga mencari tahu tentang program pendidikan.
2.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental
Criteria hasil :
a.          Keluarga mengidentifikasi sasaran realistis untuk perawatan anak di masa yang akan dating.
b.         Keluarga mendapatkan manfaat dari pelayanan pendukung.

RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL
DX 1
Intervensi :
a.       Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi.
Rasional : untuk membantu memaksimalkan perkembangan anak.
b.      Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval regular; buat catatan yang terperinci untuk membedakan perubahan fungsi yang samar.
Rasional : sehingga rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.
c.       Bantu keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus.
Rasional : karena kesiapan anak mungkin saja tidak mudah untuk dikenali.
d.      Bantu keluarga menyusun tujuan yang realistis untuk anak.
Rasional : untuk mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri.
e.       Berikan penguatan positif atas tugas-tugas khusus atau perilaku anak.
Rasional : dapat memperbaiki motivasi dan pembelajaran.
DX 2
a.         Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran.
Rasional : karena keluarga dapat mencurigai adanya masalah dan mungkin memerlukan dukungan yang segera.
b.        Ajak kedua orang tua untuk menghadiri konferensi pemberian informasi.
Rasional : agar orang tua yang satu tidak harus mengulangi informasi yang kompleks tersebut ke orang tua yang lain dan untuk menghadapi reaksi emosi actual dari lain.
c.              Bila mungkin berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak (mis., sindrom khusus atau penyakit )
Rasional : untuk dijadikan bahan rujukan keluarga dikemudian hari.
d.             Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat perawatan di rumah.
Rasional : untuk menyelidiki semua alternative residensial sebelum membuat keputusan.
e.              Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama.
Rasional : dapat menerima dukungan tambahan.
Fokus evaluasi
Ø  Keluarga ikut serta dalam perkembangan bayi
Ø  Keluarga dapat menentukan kebutuhan bayi
Ø  Keluarga dapat mengetahui tentang penyakit retardasimental
J.        Discharge Planning
1.         Rujuk anak dan keluarga ke lembaga dan ahli yang dapat member bantuan khusus sehubungan dengan perawatan anak serta perawatan hygiene gigi.
2.         Rujuk keluarga ke lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk konseling geneti, bantuan keuangan, peralatan adaptif dan layanan-layanan pendukung.
3.         Bekerja sama dengan keluarga dalam membentuk dan mengimplementasi-kan rencana perbaikan perilaku.
4.         Fasilitasi pembelajaran ketrampilan yang benar dalam hal social, kemasyarakatan, komunikasi, keamanan masyarakat, dan menghindari orang asing; serta perkembangan minat berhubungan dengan kelompok sebaya dan bersantai dan berekreasi.

Daftar Pustaka

Betz, Cecilyl. 2002. ”Buku Saku Kperawatan Pediatri”. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta: EGC.
Ana K, Budi. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku
Kedokteeran EGC.
Betz, Cecely L. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Doengoues, Marylin E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hamid, Achir Yani S. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Anak
dan Remaja. Jakarta: Widya Medica.
Harold I, dkk. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Maramis, W. F. (1995). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Univesity
Press.
Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Townsend, Mary C. (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.
Jakarta: EGC.15
http://www.google.com
http://www.republika_online.co.id.htm